Aceh  

Abu Razak Imbau Elite Politik Aceh Bersatu, Kedepankan Kepentingan Rakyat

banner 120x600

BANDA ACEH – Situasi politik Aceh yang sempat memanas dalam beberapa hari terakhir mendapat perhatian serius dari Sekjen DPP Partai Aceh, Kamaruddin Abu Bakar alias Abu Razak. Ia mengajak semua pihak untuk bersikap bijak dan dewasa dalam berpolitik, serta menekankan pentingnya komunikasi. “Jika ada sesuatu, lakukan komunikasi. Utamakan kepentingan rakyat di atas segalanya,” ujar Abu Razak, Ahad (23/2/2025). Ia juga mengingatkan bahwa tujuan utama haruslah loyalitas kepada bangsa Aceh dan negara, tanpa merugikan pemerintah atau merusak citra Aceh.

Senada dengan itu, Ketua DPR Aceh, Zulfadhli atau yang akrab disapa Abang Samalanga, telah menerima arahan dari Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh, Muzakir Manaf-Fadhlullah (Mualem-Dek Fad), untuk mengutamakan kepentingan rakyat. Ia menegaskan bahwa perbedaan pendapat yang sempat terjadi hanyalah kesalahpahaman komunikasi. Abu Razak pun meminta agar elite politik di Aceh menghentikan perdebatan yang dapat memecah belah. “Mari kita satukan diri untuk membawa Aceh maju di bawah kepemimpinan Mualem-Dek Fad,” pungkasnya.

Pada Senin (24/2), Abu Razak mengungkapkan bahwa dirinya senang melihat Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah dan Ketua DPR Aceh Zulfadhli kompak kembali. Keduanya bertemu di kediaman Abu Razak untuk membahas upaya pembangunan Aceh, baik di bidang eksekutif maupun legislatif. “Saya senang, keduanya kompak, mengedepankan semangat membangun Aceh, tidak ada permusuhan lagi, dan sekarang kembali fokus pada kerja bangun Aceh,” kata Abu Razak. Pertemuan yang berlangsung jelang waktu Azhar itu turut dihadiri sejumlah tokoh kunci, di antaranya Sulaiman Abda, Tgk Anwar, Tgk M. Yunus, Hendri Muliana, dan Juanda Jamal.

Sebelumnya, Ketua DPR Aceh sempat menyampaikan pernyataan keras terkait Surat Perintah Pelaksana Tugas kepada Alhudri sebagai Plt Sekda Aceh. Pemberian surat tersebut dinilai janggal dan tidak sah, bahkan disebut batal demi hukum. Zulfadhli juga sempat menyebut adanya keterlibatan dua politisi Gerindra di balik keluarnya surat penunjukan Alhudri. Namun, melalui komunikasi dan pertemuan tersebut, kesalahpahaman akhirnya dapat diselesaikan.

Abu Razak menegaskan, hal yang paling penting adalah menjaga loyalitas kepada bangsa Aceh dan negara. “Jadi, jangan bertindak merugikan pemerintah, merusak citra Aceh, dan menyusahkan masyarakat luas,” imbaunya. Ia juga berharap seluruh pihak, khususnya elite politik di Aceh, dapat menghentikan saling adu argumen yang memecah belah, baik di media maupun di grup media sosial. “Mari, kita satukan diri untuk memajukan dan membawa Aceh maju di bawah kepemimpinan Mualem-Dek Fad,” tutupnya. []

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *