Aceh Singkil, 20 Agustus 2025 — Tim GaneOpTic (Ganesha Operation Plastic) dari Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) dan Universitas Insan Budi Utomo (UIBU) Malang melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Pulau Balai, Kecamatan Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, pada 18–20 Agustus 2025.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi sampah plastik di wilayah 3T (Terdepan, Terpencil, Tertinggal) dengan cara memperkenalkan alat smelter, yaitu teknologi sederhana yang digunakan untuk mendaur ulang plastik menjadi paving block. Program ini merupakan bagian dari Pengabdian Masyarakat Bottom-Up Tahun 2025 Tahap II.
Ketua tim pelaksana, Dr. Megawati Zunita, S.Si., M.Si., menjelaskan bahwa alat smelter ini dirancang agar dapat digunakan langsung oleh masyarakat desa tanpa perlu teknologi rumit.
“Kami ingin masyarakat bisa mengolah sampah plastik secara mandiri, sekaligus membuka peluang usaha melalui produksi paving block,” ujar Dr. Megawati.
Menurut data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Aceh Singkil tahun 2024, plastik merupakan jenis sampah terbanyak kedua (22%) setelah sisa makanan. Kecamatan Pulau Banyak sendiri menyumbang timbulan sampah plastik sekitar 668 ton per tahun, sehingga Desa Pulau Balai dipilih sebagai lokasi kegiatan.
Program ini juga melibatkan mahasiswa dari berbagai kampus, serta mendapatkan dukungan dari pemerintah setempat, termasuk DLH Aceh Singkil, perwakilan kecamatan, Danramil, dan aparatur desa. Kepala Desa Pulau Balai, Rudi Ansari, menyampaikan apresiasinya atas kegiatan ini.
“Kami merasa terbantu. Alat ini bisa jadi solusi nyata dan jangka panjang bagi persoalan sampah plastik di desa kami,” ujarnya.
Selain penyerahan alat, tim juga mengadakan pelatihan penggunaan smelter, yang dilakukan di Tempat Pengelolaan Sampah (TPS3R) desa. Warga diajarkan cara melelehkan plastik, mencetaknya menjadi paving block, hingga proses pendinginan dan pengeringan.
Kegiatan dibuka dengan sesi edukasi bertema lingkungan dan pemberdayaan masyarakat, yang dibawakan oleh dosen dari UMRI dan UIBU. Warga tampak antusias mengikuti setiap sesi, terutama saat praktik langsung pembuatan paving block dari sampah plastik.
Melalui kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat ini, diharapkan Desa Pulau Balai dapat menjadi contoh desa mandiri dalam pengelolaan sampah plastik, serta menginspirasi daerah 3T lainnya untuk menerapkan teknologi tepat guna secara berkelanjutan.